SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Teknologi informasi juga diaplikasikan dalam bidang Sistem Informasi, yaitu Sistem Informasi Akuntasi (SIA), Sistem informasi Manajemen (SIM), dan Decision Support Sistem atau sistem pendukung keputusan (DSS).
a. Pemanfaatan teknologi dalam SIA, misalnya laporang akuntasi yang ditampilkan dapat meliputi komentar radio, penjelasan dan saran. Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan secara langsung mempengaruhi pemrosesan keuangan. SIA terdiri dari tiga subsistem:
1. Sistem pemrosesan (transaction processing system-TPS), yang medukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan bagi para pengguna di selurruh perusahaan.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general legder/financial reporting system-GL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh hukum.
3. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS), yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk [engambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kerja, serta laporan pertanggungjawaban.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pihak manajemen seringkali membutuhkan informaasi yang jauh di luar kemampuan SIA. Dengan berkembangnya ukuran perusahaan dan kompleksitasnya, maka akan timbul berbagai area fungsional tertentu yang membutuhkan tambahan informasi untuk perencanaan dan pengendalian produksi, perkiraan penjualan, perencanaan gudang persediaan, riset pasar, dan lain sebagainya. SIM memproses berbagai transaksi nonkeuangan yang biasanya tidak diproses oleh SIA.
Gambar disamping adalah contoh aplikasi SIM yang berkaitan dengan berbagai area fungsional diperusahaan
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Turban (2005) pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Turban juga mengemukakan karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung Keputusan adalah:
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya).
10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.
12. Menggunakan model-model dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan.
13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem, yaitu:
1. Manajemen Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS).
2. Manajemen Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang sesuai.
3. Subsistem Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
4. Manajemen Knowledge yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri.
OTOMASTIS KANTOR (OFFICE AUTOMATION)
Otomatisasi Kantor merupakan sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan.
Dimulai pada tahun 1964, ketika IBM memasarkan mesin yang disebut Magnetic Tape / Selectric Typewriter ( MT/ST) yaitu mesin ketik yang dapat mengetik kata-kata yang telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis
a. Definisi OA
Office Automation/Otomatisasi Kantor adalah penggunaan alat elektronik untuk komunikasi formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang-orang di dalam dan di luar perusahaan untuk meningkatkan produktivitas.
Sistem Elektronik Formal dan Informal. Beberapa sistem OA direncanakan secara formal, dan mungkin didokumentasikan dengan suatu prosedur tertulis, mirip SIM. Namun, sebagian besar sistem OA tidak direncanakan atau diuraikan secara tertulis, mirip DSS.
Orang-orang di Dalam dan di Luar Perusahaan. Sistem OA masa kini memudahkan komunikasi antara orang-orang di dalam perusahaan, tetapi juga dengan orang lain di lingkungan perusahaan. Karena OA tidak memiliki mengelola data, penggunaan database dibatasi pada isi informasi. Informasi dikumpulkan dari sistem fisik perusahaan (SIA menggumpulkan datanya). Informasi juga disediakan oleh lingkungan.
Informasi berfungsi sebagai input bagi aplikasi OA berbasis komputer seperti pengolah kata, e-mail, dan konferensi komputer.
b. Tujuan OA masa kini
1. Pendapatan yang Lebih Tinggi versus Penghindaran Biaya. Komputer tidak menggantikan pekerja saat ini, tetapi komputer menunda penambahan pegawai yang diperlukan untuk menangani beban kerja yang bertambah.
2. Pemecahan masalah Kelompok. Cara OA berkontribusi pada komunikasi ke dan dari manajer membuatnya sangat cocok diterapkan untuk memecahkan masalah kelompok.
3. Pelengkap – Bukan Pengganti. Sebagai suatu cara komunikasi bisnis, OA bukan tanpa keterbatasan. OA tidak akan menggantikan semua komunikasi interpersonal tradisional – percakapan tatap muka, percakapan telepon, pesan tertulis pada memo, dan sejenisnya. OA harus bertujuan melengkapi komunikasi tradisional.
c. Pengguna OA
OA digunakan oleh semua orang yang bekerja di dalam kantor, namun ada empat kategori yang pengguna OA, yaitu :
1. Manajer, adalah orang yang bertanggung jawab mengelola sumber daya perusahaan, terutama SDM.
2. Profesional, tidak mengelola orang, tetapi menyumbangkan keahlian khususnya (mis. Pembeli, wiraniaga, dan asisten staff khusus). Manajer dan profesional secara bersama dikenal sebagai pekerja terdidik.
3. Sekretaris, bisanya ditugaskan pada pekerja terdidik tertentu untuk melaksanakan berbagai tugas seperti menangani korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan.
4. Pegawai administratif, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengoperasikan mesin fotocopy, menyusun dokumen, menyimpan dokumen dan mengirimkan surat.
SISTEM PAKAR
Sistem Pakar dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI tahun 1960an. Sistem pakar yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon (Anonim, 2013).
Menurut Efraim Turban (dalam Anonim, 2013), Sistem Pakar harus mengandung: keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan,membaca atau pengalaman.
Keuntungan dan Kelemahan Sistem pakar
A. KeuntunganSP :
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli
2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
4. Meningkatkan output dan produktivitas
5. Meningkatkankualitas
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
7. Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahaya
8. Memiliki kemampuan untuk mengaksespengetahuan
9. Memilikir ealibilitas
10. Meningkatkan kapabilitas system computer
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian
12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan
13. Meningkatkan kapabilitas dalampenyelesaian masalah
14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
B. Kelemahan:
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
2. Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar
Daftar Pustaka
Turban. (2003). Introduction to Information Technology, 2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc., USA.
http://aditdutmutz.blogspot.com/2010/10/sistem-pakar.html
Anonim. 2013. Modul Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218). Universitas gunadarma: Tidak diterbitkan.
Teknologi informasi juga diaplikasikan dalam bidang Sistem Informasi, yaitu Sistem Informasi Akuntasi (SIA), Sistem informasi Manajemen (SIM), dan Decision Support Sistem atau sistem pendukung keputusan (DSS).
a. Pemanfaatan teknologi dalam SIA, misalnya laporang akuntasi yang ditampilkan dapat meliputi komentar radio, penjelasan dan saran. Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan secara langsung mempengaruhi pemrosesan keuangan. SIA terdiri dari tiga subsistem:
1. Sistem pemrosesan (transaction processing system-TPS), yang medukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan bagi para pengguna di selurruh perusahaan.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general legder/financial reporting system-GL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh hukum.
3. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS), yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk [engambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kerja, serta laporan pertanggungjawaban.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pihak manajemen seringkali membutuhkan informaasi yang jauh di luar kemampuan SIA. Dengan berkembangnya ukuran perusahaan dan kompleksitasnya, maka akan timbul berbagai area fungsional tertentu yang membutuhkan tambahan informasi untuk perencanaan dan pengendalian produksi, perkiraan penjualan, perencanaan gudang persediaan, riset pasar, dan lain sebagainya. SIM memproses berbagai transaksi nonkeuangan yang biasanya tidak diproses oleh SIA.
Gambar disamping adalah contoh aplikasi SIM yang berkaitan dengan berbagai area fungsional diperusahaan
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Turban (2005) pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Turban juga mengemukakan karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung Keputusan adalah:
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.
6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya).
10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.
12. Menggunakan model-model dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan.
13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek.
14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.
Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem, yaitu:
1. Manajemen Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS).
2. Manajemen Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif, yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang sesuai.
3. Subsistem Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
4. Manajemen Knowledge yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri.
OTOMASTIS KANTOR (OFFICE AUTOMATION)
Otomatisasi Kantor merupakan sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan.
Dimulai pada tahun 1964, ketika IBM memasarkan mesin yang disebut Magnetic Tape / Selectric Typewriter ( MT/ST) yaitu mesin ketik yang dapat mengetik kata-kata yang telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis
a. Definisi OA
Office Automation/Otomatisasi Kantor adalah penggunaan alat elektronik untuk komunikasi formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang-orang di dalam dan di luar perusahaan untuk meningkatkan produktivitas.
Sistem Elektronik Formal dan Informal. Beberapa sistem OA direncanakan secara formal, dan mungkin didokumentasikan dengan suatu prosedur tertulis, mirip SIM. Namun, sebagian besar sistem OA tidak direncanakan atau diuraikan secara tertulis, mirip DSS.
Orang-orang di Dalam dan di Luar Perusahaan. Sistem OA masa kini memudahkan komunikasi antara orang-orang di dalam perusahaan, tetapi juga dengan orang lain di lingkungan perusahaan. Karena OA tidak memiliki mengelola data, penggunaan database dibatasi pada isi informasi. Informasi dikumpulkan dari sistem fisik perusahaan (SIA menggumpulkan datanya). Informasi juga disediakan oleh lingkungan.
Informasi berfungsi sebagai input bagi aplikasi OA berbasis komputer seperti pengolah kata, e-mail, dan konferensi komputer.
b. Tujuan OA masa kini
1. Pendapatan yang Lebih Tinggi versus Penghindaran Biaya. Komputer tidak menggantikan pekerja saat ini, tetapi komputer menunda penambahan pegawai yang diperlukan untuk menangani beban kerja yang bertambah.
2. Pemecahan masalah Kelompok. Cara OA berkontribusi pada komunikasi ke dan dari manajer membuatnya sangat cocok diterapkan untuk memecahkan masalah kelompok.
3. Pelengkap – Bukan Pengganti. Sebagai suatu cara komunikasi bisnis, OA bukan tanpa keterbatasan. OA tidak akan menggantikan semua komunikasi interpersonal tradisional – percakapan tatap muka, percakapan telepon, pesan tertulis pada memo, dan sejenisnya. OA harus bertujuan melengkapi komunikasi tradisional.
c. Pengguna OA
OA digunakan oleh semua orang yang bekerja di dalam kantor, namun ada empat kategori yang pengguna OA, yaitu :
1. Manajer, adalah orang yang bertanggung jawab mengelola sumber daya perusahaan, terutama SDM.
2. Profesional, tidak mengelola orang, tetapi menyumbangkan keahlian khususnya (mis. Pembeli, wiraniaga, dan asisten staff khusus). Manajer dan profesional secara bersama dikenal sebagai pekerja terdidik.
3. Sekretaris, bisanya ditugaskan pada pekerja terdidik tertentu untuk melaksanakan berbagai tugas seperti menangani korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan.
4. Pegawai administratif, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengoperasikan mesin fotocopy, menyusun dokumen, menyimpan dokumen dan mengirimkan surat.
SISTEM PAKAR
Sistem Pakar dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI tahun 1960an. Sistem pakar yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon (Anonim, 2013).
Menurut Efraim Turban (dalam Anonim, 2013), Sistem Pakar harus mengandung: keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan,membaca atau pengalaman.
Keuntungan dan Kelemahan Sistem pakar
A. KeuntunganSP :
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli
2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
4. Meningkatkan output dan produktivitas
5. Meningkatkankualitas
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
7. Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahaya
8. Memiliki kemampuan untuk mengaksespengetahuan
9. Memilikir ealibilitas
10. Meningkatkan kapabilitas system computer
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian
12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan
13. Meningkatkan kapabilitas dalampenyelesaian masalah
14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
B. Kelemahan:
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
2. Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar
Daftar Pustaka
Turban. (2003). Introduction to Information Technology, 2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc., USA.
http://aditdutmutz.blogspot.com/2010/10/sistem-pakar.html
Anonim. 2013. Modul Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218). Universitas gunadarma: Tidak diterbitkan.