Everything about me is beautiful gift From God

Sunday, March 18, 2012

Menjaga Kesehatan Mental

Ketika tubuh kita sakit, kita dapat dengan mudah memeriksakannya ke dokter. Namun, bagaimana jika mental kita yang sakit apa yang harus dilakukan.

Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang menyadari aspek-aspek potensial dalam dirinya, dapat mengatasi tekanan-tekanan normal dalam hidup, menjadi pekerja produktif, dan dapat membuat kontribusi yang positif di dalam komunitasnya. Jika Anda bermasalah dengan aspek-aspek tersebut, mungkin Anda termasuk orang dengan kesehatan mental yang terganggu.

Ada empat cara untuk menghindari gangguan kesehatan mental :

1. Keseimbangan dalam berpikir

Selalu memikirkan hal-hal negatif adalah cara yang ampuh untuk menenggelamkan diri Anda ke dalam masalah. Pemikiran Anda tidak hanya berpengaruh pada perlakuan Anda terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Hanya fokus pada sisi negatif hanya akan membuat Anda merasakan hal yang buruk terhadap sebuah situasi dan diri sendiri.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mampu menjaga kesehatan mental dan belajar menyeimbangkan pikiran dengan melihat keseluruhan sisi dalam setiap masalah sehingga Anda dapat menemukan penyelesaian yang tepat.

Keseimbangan berpikir adalah ketika Anda dihadapkan pada masalah, Anda harus mempertimbangakan fakta, pendapat Anda sendiri, perasaan Anda, dan bagaimana Anda bereaksi terhadap masalah tersebut. Jika Anda hanya memperdulikan salah satu aspek, contohnya perasaan Anda, mengontrol logika berpikir Anda, maka pikiran Anda pun akan menyimpang. Masalah Anda pun dapat menjadi lebih buruk.

2. Olahraga

Berolahraga tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tetapi juga mental. Berolahraga dapat meningkatkan endorphins, serotonin, dan dopamine pada tubuh yang dapat memberikan perasaan senang dan tenang. Zat-zat tersebut juga dapat mengatur perasaan gelisah, stres, dan depresi.

Aktivitas ini dapat dengan lancar mengalirkan darah ke otak dan ke seluruh tubuh sehingga membuat otot dan mental lebih tenang. Ingatlah bahwa ketika Anda dapat berpenampilan bagus, maka Anda akan merasa senang. Dalam jangka panjang, memelihara kebugaran fisik akan menambah kepercayaan diri Anda dan mengubah cara berpikir Anda terhadap diri Anda sendiri sehingga kesehatan mental pun terjaga.

3. Relaksasi

Ketika pikiran kita didominasi dengan masalah yang terjadi di masa lalu atau kekhawatiran menghadapi masa depan, maka akan tercipta kekhawatiran yang berlebihan. Jika mental Anda dalam keadaan sehat, maka Anda akan mudah untuk menenangkan pikiran Anda dan konsentrasi pada apa yang dikerjakan. Anda dapat melatih meditasi untuk mengistirahatkan pikiran Anda dan membantunya untuk fokus terhadap apa yang sedang terjadi.

Meditasi dapat dilakukan dengan tutuplah mata Anda, fokus pada pernapasan Anda, kosongkan pikiran Anda dari apapun yang tidak berhubungan dengan yang terjadi saat ini. Hal ini dapat membantu tubuh Anda lebih tenang dan membiarkan pikiran Anda beristirahat sejenak.

4. Berekspresi


Memendam emosi sama halnya dengan membiarkan penyakit memburuk tanpa diobati. Emosi yang terpendam dapat memberikan dampak buruk terhadap fisik dan mental. Jika Anda tidak dapat membicarakan apa yang Anda rasakan atau tidak tahu bagaimana membicarakannya, cobalah untuk mencari cara lain untuk mengekspresikan perasaan Anda dan mengeluarkan emosi Anda.

Mengekspresikan diri Anda adalah salah satu alternatif untuk melepaskan emosi dan menghilangkan stres. Mengekspresikan diri dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan seni seperti bermain musik, menulis sebuah cerita, atau belajar mengenai cara mengekspresikannya.

Pikirkan sebuah hobi baru untuk detoksifikasi emosi negatif sembari mencari kemampuan lain pada diri Anda. Ingatlah, tidak ada yang salah dari mengekspresikan diri, selama Anda yakin hal tersebut membantu Anda untuk melepaskan energi negatif pada diri Anda.

Dikutip dari http://irwan.web.id/?a=Menjaga_Kesehatan_Mental&i=1227

Read More

Tuesday, March 13, 2012

Pola Asuh


Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Akan tetapi banyak orang tua tidak menyadari bahwa cara mereka mengasuh terkadang membuat anak merasa tidak diperhatikan dan terlalu dibatasi. Berikut ini beberapa jenis polah asuh orangtua.
Menurut J.B watson berpendapat bahwa para orangtua terlalu menggunakan kasih sayang dalam kewenangan mereka.
Pandangan yang paling dikenal adalah pandangan Diana Baumrind, yang meyakini bahwa orangtua seharusnya tidak bersifat menghukum maupun menjauhi anak, tetapi seharusnya membuat peraturan dan menyayangi mereka.Dia menekankan tiga jenis cara menjadi orangtua, yang berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku sosial remaja: autoritarian, autoritatif, dan permisif.

a. Pengasuhan autoritarian (autoritarian parenting)
gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orangtua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat aautoritarian membuat batsan dan kendali yang tegasterhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan autoritarian berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap. Sebagai contoh, seorang orang tua autoritarian biasa berkata, "Kamu harus melakukan apa yang saya katakan. Tidak ada tawar-menawar!" Remaja yang orang tuanya otoriter seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai suatu kegiatan, dan memilki kemampuan komunikasi yang sangat rendah.

b. Pengasuhan autoritatif/demokratis (authoritative parenting)
mendorong remaja untuk bebas tetapitetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat mebesarkan hati remaja. Pengasuhan authoritatif berkaitan dengan perilaku sosail remaja yang kompeten.Seorang ayah yang bersifat otoritatif, contohnya, bisa merangkul si remaja dengan nyaman dan berkata, "Kamu tahu, kamu seharusnya tidak melakukan hal itu. Mari kita bicarakan bagaimana kamu bisa mengatasi situasi tersebut dengan lebih baik di masa depan." Remaja yang orang tuany bersifat autoritatif akan sadar diri dan bertanggung jawab secara sosial.

c. Gaya pengasuhan permisif
Ada dua macam pengasuhan permisif: permisif memanjakan dan permisif tidak peduli (Maccoby & Martin, 1983).
- Gaya pengasuhan permisif tidak peduli (permissive indiffert parenting) adalah suatu pola dimana orang tua tidak ikut campr dalam kehidupan anak. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, terutama kurang pengendalian diri. Orang tuan yang bersifat permisif tidak peduli dengan pertanyaan, "Sekarang sudah jam 10 malam. Apakah anda tahu dimana anak anda berada?" Remaja sangat membutuhkan perhatian orang tua mereka; remaja yang orang tuanya bersifat permisif biasanya tidak peduli secara sosial. Mereka menunjukkan pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik.
- Gaya pengasuhan permisif memanjakan (permissive indulgent parenting) adalah suatu pola dimana orang tua sangat terlibat dengan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pengasuhan permisif memanjakan berkaitan dengan ketidak cakapan sosial remaja, terutam kurangnya berkaitan diri. Orang tua yang bersifat permisif memanjakan dan mengijinkan anak melakukan aa yang mereka inginkan, dan akibatnya adalah si anak tidak pernah belajar bagaimana mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan selalu berharap mereka bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan.

Ayooo orang tuamu masuk dalam polah asuh yang mana?????

Dikutip dari dkk. Jakarta: Erlangga, John W. 2003. Adolescene perkembangan remaja terj. Shinto B, Santrock,

Read More

Thursday, March 8, 2012

Kocak Abiss

Read More

KESEHATAN MENTAL

SEJARAH SINGKAT MENTAL HYGIENE
A. ERA PRA ILMIAH
1. Kepercayaan animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebut.
2. Kemunculan naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-367), dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam hal pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan “Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan anda.

B. ERA MODERN
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap yang rasional (ilmiah) terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai “lunatics” (orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup (kurang sekali alat pentilasinya), dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya setelah usaha itu dilakukan (selama 13 tahun), yaitu pada tahun 1796 di rumah sakit dibangunlah ruangan khusus bagi para pasien penderita gangguan mental. Ruangan untuk pasien wanita dan pria dipisahkan. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakannya yang terorganisir.
Pada tahun 1909, gerakan mental hygiene secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi mental hygiene telah didirikan, seperti: American Social Hygiene Association (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Pada tahun 1950 organisasi mental hygiene terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation.
Gerakan mental hygiene ini terus berkembang, sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation for Menta Health dan The World Health Organization.

DEFENISI KESEHATAN MENTAL
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur  dimana seseorang tersebut  tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya  tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan  demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
1. Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
2. Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
3. Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.

KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari gangguan jiwa
2. Dapat menyesuaikan diri
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

KETERKAITAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat, Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjusment secara keseluruhan, Kualitas mental yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi good adjustment

RUANG LINGKUP MENTAL HYGIENE
1. Mental Hygiene dalam Keluarga
Penerapan mental hygiene di lingkungan keluarga amatlalh penting. Apabila hubungan interpersonal antar orangtua-anak kurang harmonis, terjadinya perceraian, atau iklim psikologis di rumah pada umumnya tidak nyaman, seperti: sikap permusuhan, iri hati (cemburu), bertengkar, atau kurang memperhatikan nilai-nilai moral, maka individu (khusunya anak) akan mengalami kegagalan dalam mencapai perkembangan mentalnya secara sehat.
2. Mental Hygiene di Sekolah
Tidak kalah pentingnya menerapkan mental hygiene di lingkungan sekolah. Gagasan ini didasarkan pada asumsi, bahwa “perkembangan kesehatan mental peserta didik dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di sekolah.” Apabila iklim kurang kondusif, seperti: hubungan antar pimpinan sekolah dengan guru-guru yang mengalami stres, penerapan nilai-nilai moral rendah; dan adanya diskriminasi atau ketidakadilan, maka perkembangan kesehatan mental paserta didik akan mengalami hambatan.
3. Mental Hygiene di Tempat Kerja
Lingkungan kerja memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia (pejabat, pimpinan, pegawai atau karyawan). Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan bisnis/ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan hidup dan harga diri, tetapi juga dapat menjadi sumber stres yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang berada dan berinteraksi di tempat itu.
4. Mental Hygiene dalam Kehidupan Politik
Dalam dunia politik penerapan mental hygiene ini sangatlah penting. Tidak sedikit orang yang bergelut dalam bidang politik (politisi, baik eksekutif maupun legislatif) yang mengidap gangguan mental, seperti: pemalsuan ijazah, money politic, korupsi, berkhianat kepada rakyat (ingkar janji), dan stres yang memunculkan perilaku agresif (menyerang lawan politik, baik secara verbal maupun nonverbal, atau karena gagal menjadi calon legislatif, dia merusak atribut partai).
5. Mental Hygiene di Bidang Hukum
Seorang hakim perlu memiliki pengetahuan tentang mental hygiene, agar dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental terdakwa atau para saksi apda saat proses pengadilan berlangsung. Pemahaman hakim tentang kesehatan mental terdakwa sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hakim.
6. Mental Hygiene dalam Kehidupan Beragama
Sebenarnya pendekatan agama dalam penyembuhan gangguan psikologis merupakan bentuk yang paling tu. Telah beberapa abad lamanya, para nabi atau para penyebar agama melakukan therapeutik terutama dalam menyembuhkan penyakit-penyakit rohaniah umatnya.

PRINSIP-PRINSIP MENTAL HYGIENE
Prinsip-prinsip mental hygiene didasarkan pada beberapa kategori yaitu:
1. hakikat manusia sebagai organisme,
2. hubungan manusia dengan lingkungan, dan
3. hubungan manusia dengan Tuhan.

FUNGSI MENTAL HYGIENE
Menurut Schneiders (1964: 510-511) mental hygiene mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai berikut.
1. Preventif (pencegahan)
Fungsi ini menerapkan prinsip-prinsip yang menjamin mental yang sehat, seperti halnya physical hygiene memelihara fisik yang sehat. Istirahat yang memadai merupakan cara untuk memelihara fisik yang sehat, sementara pemuasan kebutuhan psikologis (seperti memperoleh kasih sayang dan rasa aman) merupakan prinsip yang mendasar dalam memelihara mental yang sehat.
2. Amelioratif (perbaikan)
Amelioratif merupakan upaya memperbaiki kepribadian dan meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, sehingga gejala-gejala tingkah laku dan mekanisme pertahanan diri dapat dikendalikan.
3. Suportif (pengembangan)
Fungsi ini merupakan upaya untuk mengembangkan mental yang sehat atau kepribadian, sehingga seseorang mampu menghndari kesulitan-kesulitan psikologis yang mungkin dialaminya.

Dikutip dari http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/04/22/rangkuman-buku-mental-hygiene-syamsu-yusuf/,
http://www.psychologymania.com/2011/03/pengertian-dan-karakteristik-,

Read More

Sunday, March 18, 2012

Menjaga Kesehatan Mental

Ketika tubuh kita sakit, kita dapat dengan mudah memeriksakannya ke dokter. Namun, bagaimana jika mental kita yang sakit apa yang harus dilakukan.

Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang menyadari aspek-aspek potensial dalam dirinya, dapat mengatasi tekanan-tekanan normal dalam hidup, menjadi pekerja produktif, dan dapat membuat kontribusi yang positif di dalam komunitasnya. Jika Anda bermasalah dengan aspek-aspek tersebut, mungkin Anda termasuk orang dengan kesehatan mental yang terganggu.

Ada empat cara untuk menghindari gangguan kesehatan mental :

1. Keseimbangan dalam berpikir

Selalu memikirkan hal-hal negatif adalah cara yang ampuh untuk menenggelamkan diri Anda ke dalam masalah. Pemikiran Anda tidak hanya berpengaruh pada perlakuan Anda terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Hanya fokus pada sisi negatif hanya akan membuat Anda merasakan hal yang buruk terhadap sebuah situasi dan diri sendiri.

Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mampu menjaga kesehatan mental dan belajar menyeimbangkan pikiran dengan melihat keseluruhan sisi dalam setiap masalah sehingga Anda dapat menemukan penyelesaian yang tepat.

Keseimbangan berpikir adalah ketika Anda dihadapkan pada masalah, Anda harus mempertimbangakan fakta, pendapat Anda sendiri, perasaan Anda, dan bagaimana Anda bereaksi terhadap masalah tersebut. Jika Anda hanya memperdulikan salah satu aspek, contohnya perasaan Anda, mengontrol logika berpikir Anda, maka pikiran Anda pun akan menyimpang. Masalah Anda pun dapat menjadi lebih buruk.

2. Olahraga

Berolahraga tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tetapi juga mental. Berolahraga dapat meningkatkan endorphins, serotonin, dan dopamine pada tubuh yang dapat memberikan perasaan senang dan tenang. Zat-zat tersebut juga dapat mengatur perasaan gelisah, stres, dan depresi.

Aktivitas ini dapat dengan lancar mengalirkan darah ke otak dan ke seluruh tubuh sehingga membuat otot dan mental lebih tenang. Ingatlah bahwa ketika Anda dapat berpenampilan bagus, maka Anda akan merasa senang. Dalam jangka panjang, memelihara kebugaran fisik akan menambah kepercayaan diri Anda dan mengubah cara berpikir Anda terhadap diri Anda sendiri sehingga kesehatan mental pun terjaga.

3. Relaksasi

Ketika pikiran kita didominasi dengan masalah yang terjadi di masa lalu atau kekhawatiran menghadapi masa depan, maka akan tercipta kekhawatiran yang berlebihan. Jika mental Anda dalam keadaan sehat, maka Anda akan mudah untuk menenangkan pikiran Anda dan konsentrasi pada apa yang dikerjakan. Anda dapat melatih meditasi untuk mengistirahatkan pikiran Anda dan membantunya untuk fokus terhadap apa yang sedang terjadi.

Meditasi dapat dilakukan dengan tutuplah mata Anda, fokus pada pernapasan Anda, kosongkan pikiran Anda dari apapun yang tidak berhubungan dengan yang terjadi saat ini. Hal ini dapat membantu tubuh Anda lebih tenang dan membiarkan pikiran Anda beristirahat sejenak.

4. Berekspresi


Memendam emosi sama halnya dengan membiarkan penyakit memburuk tanpa diobati. Emosi yang terpendam dapat memberikan dampak buruk terhadap fisik dan mental. Jika Anda tidak dapat membicarakan apa yang Anda rasakan atau tidak tahu bagaimana membicarakannya, cobalah untuk mencari cara lain untuk mengekspresikan perasaan Anda dan mengeluarkan emosi Anda.

Mengekspresikan diri Anda adalah salah satu alternatif untuk melepaskan emosi dan menghilangkan stres. Mengekspresikan diri dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan seni seperti bermain musik, menulis sebuah cerita, atau belajar mengenai cara mengekspresikannya.

Pikirkan sebuah hobi baru untuk detoksifikasi emosi negatif sembari mencari kemampuan lain pada diri Anda. Ingatlah, tidak ada yang salah dari mengekspresikan diri, selama Anda yakin hal tersebut membantu Anda untuk melepaskan energi negatif pada diri Anda.

Dikutip dari http://irwan.web.id/?a=Menjaga_Kesehatan_Mental&i=1227

Tuesday, March 13, 2012

Pola Asuh


Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Akan tetapi banyak orang tua tidak menyadari bahwa cara mereka mengasuh terkadang membuat anak merasa tidak diperhatikan dan terlalu dibatasi. Berikut ini beberapa jenis polah asuh orangtua.
Menurut J.B watson berpendapat bahwa para orangtua terlalu menggunakan kasih sayang dalam kewenangan mereka.
Pandangan yang paling dikenal adalah pandangan Diana Baumrind, yang meyakini bahwa orangtua seharusnya tidak bersifat menghukum maupun menjauhi anak, tetapi seharusnya membuat peraturan dan menyayangi mereka.Dia menekankan tiga jenis cara menjadi orangtua, yang berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku sosial remaja: autoritarian, autoritatif, dan permisif.

a. Pengasuhan autoritarian (autoritarian parenting)
gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orangtua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat aautoritarian membuat batsan dan kendali yang tegasterhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan autoritarian berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap. Sebagai contoh, seorang orang tua autoritarian biasa berkata, "Kamu harus melakukan apa yang saya katakan. Tidak ada tawar-menawar!" Remaja yang orang tuanya otoriter seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai suatu kegiatan, dan memilki kemampuan komunikasi yang sangat rendah.

b. Pengasuhan autoritatif/demokratis (authoritative parenting)
mendorong remaja untuk bebas tetapitetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat mebesarkan hati remaja. Pengasuhan authoritatif berkaitan dengan perilaku sosail remaja yang kompeten.Seorang ayah yang bersifat otoritatif, contohnya, bisa merangkul si remaja dengan nyaman dan berkata, "Kamu tahu, kamu seharusnya tidak melakukan hal itu. Mari kita bicarakan bagaimana kamu bisa mengatasi situasi tersebut dengan lebih baik di masa depan." Remaja yang orang tuany bersifat autoritatif akan sadar diri dan bertanggung jawab secara sosial.

c. Gaya pengasuhan permisif
Ada dua macam pengasuhan permisif: permisif memanjakan dan permisif tidak peduli (Maccoby & Martin, 1983).
- Gaya pengasuhan permisif tidak peduli (permissive indiffert parenting) adalah suatu pola dimana orang tua tidak ikut campr dalam kehidupan anak. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, terutama kurang pengendalian diri. Orang tuan yang bersifat permisif tidak peduli dengan pertanyaan, "Sekarang sudah jam 10 malam. Apakah anda tahu dimana anak anda berada?" Remaja sangat membutuhkan perhatian orang tua mereka; remaja yang orang tuanya bersifat permisif biasanya tidak peduli secara sosial. Mereka menunjukkan pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik.
- Gaya pengasuhan permisif memanjakan (permissive indulgent parenting) adalah suatu pola dimana orang tua sangat terlibat dengan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pengasuhan permisif memanjakan berkaitan dengan ketidak cakapan sosial remaja, terutam kurangnya berkaitan diri. Orang tua yang bersifat permisif memanjakan dan mengijinkan anak melakukan aa yang mereka inginkan, dan akibatnya adalah si anak tidak pernah belajar bagaimana mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan selalu berharap mereka bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan.

Ayooo orang tuamu masuk dalam polah asuh yang mana?????

Dikutip dari dkk. Jakarta: Erlangga, John W. 2003. Adolescene perkembangan remaja terj. Shinto B, Santrock,

Thursday, March 8, 2012

Kocak Abiss

KESEHATAN MENTAL

SEJARAH SINGKAT MENTAL HYGIENE
A. ERA PRA ILMIAH
1. Kepercayaan animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebut.
2. Kemunculan naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-367), dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam hal pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan “Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan anda.

B. ERA MODERN
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap yang rasional (ilmiah) terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai “lunatics” (orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup (kurang sekali alat pentilasinya), dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya setelah usaha itu dilakukan (selama 13 tahun), yaitu pada tahun 1796 di rumah sakit dibangunlah ruangan khusus bagi para pasien penderita gangguan mental. Ruangan untuk pasien wanita dan pria dipisahkan. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakannya yang terorganisir.
Pada tahun 1909, gerakan mental hygiene secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi mental hygiene telah didirikan, seperti: American Social Hygiene Association (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Pada tahun 1950 organisasi mental hygiene terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation.
Gerakan mental hygiene ini terus berkembang, sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation for Menta Health dan The World Health Organization.

DEFENISI KESEHATAN MENTAL
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur  dimana seseorang tersebut  tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya  tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan  demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
1. Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
2. Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
3. Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.

KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari gangguan jiwa
2. Dapat menyesuaikan diri
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

KETERKAITAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat, Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjusment secara keseluruhan, Kualitas mental yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi good adjustment

RUANG LINGKUP MENTAL HYGIENE
1. Mental Hygiene dalam Keluarga
Penerapan mental hygiene di lingkungan keluarga amatlalh penting. Apabila hubungan interpersonal antar orangtua-anak kurang harmonis, terjadinya perceraian, atau iklim psikologis di rumah pada umumnya tidak nyaman, seperti: sikap permusuhan, iri hati (cemburu), bertengkar, atau kurang memperhatikan nilai-nilai moral, maka individu (khusunya anak) akan mengalami kegagalan dalam mencapai perkembangan mentalnya secara sehat.
2. Mental Hygiene di Sekolah
Tidak kalah pentingnya menerapkan mental hygiene di lingkungan sekolah. Gagasan ini didasarkan pada asumsi, bahwa “perkembangan kesehatan mental peserta didik dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di sekolah.” Apabila iklim kurang kondusif, seperti: hubungan antar pimpinan sekolah dengan guru-guru yang mengalami stres, penerapan nilai-nilai moral rendah; dan adanya diskriminasi atau ketidakadilan, maka perkembangan kesehatan mental paserta didik akan mengalami hambatan.
3. Mental Hygiene di Tempat Kerja
Lingkungan kerja memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia (pejabat, pimpinan, pegawai atau karyawan). Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan bisnis/ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan hidup dan harga diri, tetapi juga dapat menjadi sumber stres yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang berada dan berinteraksi di tempat itu.
4. Mental Hygiene dalam Kehidupan Politik
Dalam dunia politik penerapan mental hygiene ini sangatlah penting. Tidak sedikit orang yang bergelut dalam bidang politik (politisi, baik eksekutif maupun legislatif) yang mengidap gangguan mental, seperti: pemalsuan ijazah, money politic, korupsi, berkhianat kepada rakyat (ingkar janji), dan stres yang memunculkan perilaku agresif (menyerang lawan politik, baik secara verbal maupun nonverbal, atau karena gagal menjadi calon legislatif, dia merusak atribut partai).
5. Mental Hygiene di Bidang Hukum
Seorang hakim perlu memiliki pengetahuan tentang mental hygiene, agar dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental terdakwa atau para saksi apda saat proses pengadilan berlangsung. Pemahaman hakim tentang kesehatan mental terdakwa sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hakim.
6. Mental Hygiene dalam Kehidupan Beragama
Sebenarnya pendekatan agama dalam penyembuhan gangguan psikologis merupakan bentuk yang paling tu. Telah beberapa abad lamanya, para nabi atau para penyebar agama melakukan therapeutik terutama dalam menyembuhkan penyakit-penyakit rohaniah umatnya.

PRINSIP-PRINSIP MENTAL HYGIENE
Prinsip-prinsip mental hygiene didasarkan pada beberapa kategori yaitu:
1. hakikat manusia sebagai organisme,
2. hubungan manusia dengan lingkungan, dan
3. hubungan manusia dengan Tuhan.

FUNGSI MENTAL HYGIENE
Menurut Schneiders (1964: 510-511) mental hygiene mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai berikut.
1. Preventif (pencegahan)
Fungsi ini menerapkan prinsip-prinsip yang menjamin mental yang sehat, seperti halnya physical hygiene memelihara fisik yang sehat. Istirahat yang memadai merupakan cara untuk memelihara fisik yang sehat, sementara pemuasan kebutuhan psikologis (seperti memperoleh kasih sayang dan rasa aman) merupakan prinsip yang mendasar dalam memelihara mental yang sehat.
2. Amelioratif (perbaikan)
Amelioratif merupakan upaya memperbaiki kepribadian dan meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, sehingga gejala-gejala tingkah laku dan mekanisme pertahanan diri dapat dikendalikan.
3. Suportif (pengembangan)
Fungsi ini merupakan upaya untuk mengembangkan mental yang sehat atau kepribadian, sehingga seseorang mampu menghndari kesulitan-kesulitan psikologis yang mungkin dialaminya.

Dikutip dari http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/04/22/rangkuman-buku-mental-hygiene-syamsu-yusuf/,
http://www.psychologymania.com/2011/03/pengertian-dan-karakteristik-,

Popular Posts

Blogroll

Happy Apple

Blogger news

Search This Blog

Powered by Blogger.

© gp GETRUDE blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena