Everything about me is beautiful gift From God

Tuesday, March 13, 2012

Pola Asuh


Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Akan tetapi banyak orang tua tidak menyadari bahwa cara mereka mengasuh terkadang membuat anak merasa tidak diperhatikan dan terlalu dibatasi. Berikut ini beberapa jenis polah asuh orangtua.
Menurut J.B watson berpendapat bahwa para orangtua terlalu menggunakan kasih sayang dalam kewenangan mereka.
Pandangan yang paling dikenal adalah pandangan Diana Baumrind, yang meyakini bahwa orangtua seharusnya tidak bersifat menghukum maupun menjauhi anak, tetapi seharusnya membuat peraturan dan menyayangi mereka.Dia menekankan tiga jenis cara menjadi orangtua, yang berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku sosial remaja: autoritarian, autoritatif, dan permisif.

a. Pengasuhan autoritarian (autoritarian parenting)
gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orangtua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat aautoritarian membuat batsan dan kendali yang tegasterhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan autoritarian berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap. Sebagai contoh, seorang orang tua autoritarian biasa berkata, "Kamu harus melakukan apa yang saya katakan. Tidak ada tawar-menawar!" Remaja yang orang tuanya otoriter seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai suatu kegiatan, dan memilki kemampuan komunikasi yang sangat rendah.

b. Pengasuhan autoritatif/demokratis (authoritative parenting)
mendorong remaja untuk bebas tetapitetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat mebesarkan hati remaja. Pengasuhan authoritatif berkaitan dengan perilaku sosail remaja yang kompeten.Seorang ayah yang bersifat otoritatif, contohnya, bisa merangkul si remaja dengan nyaman dan berkata, "Kamu tahu, kamu seharusnya tidak melakukan hal itu. Mari kita bicarakan bagaimana kamu bisa mengatasi situasi tersebut dengan lebih baik di masa depan." Remaja yang orang tuany bersifat autoritatif akan sadar diri dan bertanggung jawab secara sosial.

c. Gaya pengasuhan permisif
Ada dua macam pengasuhan permisif: permisif memanjakan dan permisif tidak peduli (Maccoby & Martin, 1983).
- Gaya pengasuhan permisif tidak peduli (permissive indiffert parenting) adalah suatu pola dimana orang tua tidak ikut campr dalam kehidupan anak. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, terutama kurang pengendalian diri. Orang tuan yang bersifat permisif tidak peduli dengan pertanyaan, "Sekarang sudah jam 10 malam. Apakah anda tahu dimana anak anda berada?" Remaja sangat membutuhkan perhatian orang tua mereka; remaja yang orang tuanya bersifat permisif biasanya tidak peduli secara sosial. Mereka menunjukkan pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik.
- Gaya pengasuhan permisif memanjakan (permissive indulgent parenting) adalah suatu pola dimana orang tua sangat terlibat dengan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pengasuhan permisif memanjakan berkaitan dengan ketidak cakapan sosial remaja, terutam kurangnya berkaitan diri. Orang tua yang bersifat permisif memanjakan dan mengijinkan anak melakukan aa yang mereka inginkan, dan akibatnya adalah si anak tidak pernah belajar bagaimana mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan selalu berharap mereka bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan.

Ayooo orang tuamu masuk dalam polah asuh yang mana?????

Dikutip dari dkk. Jakarta: Erlangga, John W. 2003. Adolescene perkembangan remaja terj. Shinto B, Santrock,

Read More

Thursday, March 8, 2012

Kocak Abiss

Read More

KESEHATAN MENTAL

SEJARAH SINGKAT MENTAL HYGIENE
A. ERA PRA ILMIAH
1. Kepercayaan animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebut.
2. Kemunculan naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-367), dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam hal pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan “Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan anda.

B. ERA MODERN
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap yang rasional (ilmiah) terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai “lunatics” (orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup (kurang sekali alat pentilasinya), dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya setelah usaha itu dilakukan (selama 13 tahun), yaitu pada tahun 1796 di rumah sakit dibangunlah ruangan khusus bagi para pasien penderita gangguan mental. Ruangan untuk pasien wanita dan pria dipisahkan. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakannya yang terorganisir.
Pada tahun 1909, gerakan mental hygiene secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi mental hygiene telah didirikan, seperti: American Social Hygiene Association (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Pada tahun 1950 organisasi mental hygiene terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation.
Gerakan mental hygiene ini terus berkembang, sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation for Menta Health dan The World Health Organization.

DEFENISI KESEHATAN MENTAL
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur  dimana seseorang tersebut  tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya  tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan  demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
1. Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
2. Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
3. Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.

KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari gangguan jiwa
2. Dapat menyesuaikan diri
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

KETERKAITAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat, Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjusment secara keseluruhan, Kualitas mental yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi good adjustment

RUANG LINGKUP MENTAL HYGIENE
1. Mental Hygiene dalam Keluarga
Penerapan mental hygiene di lingkungan keluarga amatlalh penting. Apabila hubungan interpersonal antar orangtua-anak kurang harmonis, terjadinya perceraian, atau iklim psikologis di rumah pada umumnya tidak nyaman, seperti: sikap permusuhan, iri hati (cemburu), bertengkar, atau kurang memperhatikan nilai-nilai moral, maka individu (khusunya anak) akan mengalami kegagalan dalam mencapai perkembangan mentalnya secara sehat.
2. Mental Hygiene di Sekolah
Tidak kalah pentingnya menerapkan mental hygiene di lingkungan sekolah. Gagasan ini didasarkan pada asumsi, bahwa “perkembangan kesehatan mental peserta didik dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di sekolah.” Apabila iklim kurang kondusif, seperti: hubungan antar pimpinan sekolah dengan guru-guru yang mengalami stres, penerapan nilai-nilai moral rendah; dan adanya diskriminasi atau ketidakadilan, maka perkembangan kesehatan mental paserta didik akan mengalami hambatan.
3. Mental Hygiene di Tempat Kerja
Lingkungan kerja memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia (pejabat, pimpinan, pegawai atau karyawan). Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan bisnis/ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan hidup dan harga diri, tetapi juga dapat menjadi sumber stres yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang berada dan berinteraksi di tempat itu.
4. Mental Hygiene dalam Kehidupan Politik
Dalam dunia politik penerapan mental hygiene ini sangatlah penting. Tidak sedikit orang yang bergelut dalam bidang politik (politisi, baik eksekutif maupun legislatif) yang mengidap gangguan mental, seperti: pemalsuan ijazah, money politic, korupsi, berkhianat kepada rakyat (ingkar janji), dan stres yang memunculkan perilaku agresif (menyerang lawan politik, baik secara verbal maupun nonverbal, atau karena gagal menjadi calon legislatif, dia merusak atribut partai).
5. Mental Hygiene di Bidang Hukum
Seorang hakim perlu memiliki pengetahuan tentang mental hygiene, agar dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental terdakwa atau para saksi apda saat proses pengadilan berlangsung. Pemahaman hakim tentang kesehatan mental terdakwa sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hakim.
6. Mental Hygiene dalam Kehidupan Beragama
Sebenarnya pendekatan agama dalam penyembuhan gangguan psikologis merupakan bentuk yang paling tu. Telah beberapa abad lamanya, para nabi atau para penyebar agama melakukan therapeutik terutama dalam menyembuhkan penyakit-penyakit rohaniah umatnya.

PRINSIP-PRINSIP MENTAL HYGIENE
Prinsip-prinsip mental hygiene didasarkan pada beberapa kategori yaitu:
1. hakikat manusia sebagai organisme,
2. hubungan manusia dengan lingkungan, dan
3. hubungan manusia dengan Tuhan.

FUNGSI MENTAL HYGIENE
Menurut Schneiders (1964: 510-511) mental hygiene mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai berikut.
1. Preventif (pencegahan)
Fungsi ini menerapkan prinsip-prinsip yang menjamin mental yang sehat, seperti halnya physical hygiene memelihara fisik yang sehat. Istirahat yang memadai merupakan cara untuk memelihara fisik yang sehat, sementara pemuasan kebutuhan psikologis (seperti memperoleh kasih sayang dan rasa aman) merupakan prinsip yang mendasar dalam memelihara mental yang sehat.
2. Amelioratif (perbaikan)
Amelioratif merupakan upaya memperbaiki kepribadian dan meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, sehingga gejala-gejala tingkah laku dan mekanisme pertahanan diri dapat dikendalikan.
3. Suportif (pengembangan)
Fungsi ini merupakan upaya untuk mengembangkan mental yang sehat atau kepribadian, sehingga seseorang mampu menghndari kesulitan-kesulitan psikologis yang mungkin dialaminya.

Dikutip dari http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/04/22/rangkuman-buku-mental-hygiene-syamsu-yusuf/,
http://www.psychologymania.com/2011/03/pengertian-dan-karakteristik-,

Read More

Monday, November 7, 2011

TUHAN tak pernah gagal



Waktu ngeliat video dari youtube itu,,, di benak saya cuma ada satu kalimat "Tuhan tak pernah gagal"
Ada sebuah lyrics lagu yang menurut saya cukup menyentuh dan menggambarkan video di youtube tersebut


Engkau yang lebih tahu
Cara untuk membuka jalanku
Engkau lebih mengerti
Cara untuk menolong hidupku

Ku percaya kau Tuhan yang tak pernah gagal
Menjadikan ku lebih dari pemenang
Ku percaya kau Tuhan yang tak pernah lalai
Menempati janji-janjiMu



Lyrics lagu diatas menurut saya menggambarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan rancangan Tuhan. Apapun yang telah Tuhan jadikan dalam diri kita, Tuhan tetap memberikan yang terbaik. Tak terkecuali bagi siapapun, bahkan seluruh makluk ciptaan-NYA. 

Read More

Tuesday, November 1, 2011

Prespektif Terhadap Kognisi Orang Dewasa


Jan Sinnott (1984-1998), salah seorang periset terkenal, mengemukakakn beberapa criteria pemikiran postformal. Diantaranya:
Fleksibel (shifting gears). Kemajuan untuk maju atau mundur antara pemikiran abstrak dan    pertimbangan praktis dan nyata (“Di atas kertas hal ini mungkin berjalan, tapi tidak di dunia nyata)
Multikausalitas, multisolusi. Menyadari bahwa berbagai masalah memiliki lebih dari satu penyebab dan lebih dari satu solusi, dan sebagian solusi berkecendrungan lebih besar untuk berhasil dibandingkan yang lain. (“mari kita coba dengan caramu; kalau tidak berhasil, kita bisa coba dengan cara saya)
Pragmatisme. Kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa kemungkinan solusi dan menyadari criteria pemiliha tersebut (“jika anda menginginkan solusi yang paling praktis, lakukam ini; jika anda menginginkan solusi paling cepat, lakukan itu”).
Kesadaran akan Paradoks. Menyadari masalah atau solusi mengandung konflik inheren (“melakukan hal ini akan memberikan apa yang diinginkan, tapi akhirnya hanya membuat bersedih.”)

Scahaie: Model Rentang kehidupan kognitif
1. Tahap Pencarian (Acquisitive stage). [Masa kanak-kanak dan remaja]. Anak-anak dan remaja menguasai informasi untuk kepentingan mereka sendiri atau sebagai persiapan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
2. Tahap Pencapain (Achieving stage). [masa remaja akhir atau awal dua puluhan sampai awal tiga puluhan]. Para pemuda tersebut tidak lagi mendapatkan informasi untuk diri mereka sendiri; mereka menggunakan apa yang mereka ketahui untuk mengejar target, seperti karier dan keluarga.
3. Tahap pertanggungjawaban (Responsible stage) [akhir tigapuluhan sampai awal enampuluhan]. Orang-orang setengah baya menggunakan pikiran mereka untuk memecahkan masalah praktis yang berkaitan dengan bertanggungjawab terhadap orang lain, seperti anggota keluarga.
4. Tahap eksekutif (excecutive stage) [tiga puluhan atau empat puluhan sampai usia pertengahan]. Orang-orang yang berbeda pada tahap eksekutif, yang mungkin tumpah tindih dengan tahap pencapaian dan pertanggungjawaban, bertanggung jawab terhadap system social (sepertipemerintahan atau organisasi bisnis) atau gerakan social. Mereka berhadapan dengan relasi kompleks di berbagai level.
5. Tahap reorganisasi (reorganizational stage) [akhir usia pertengahan, mulai diakhir maa dewasa]. Orang-orang yang memasuki masa pension mereorganisir hidup dan energy intelektual mereka seputar aktivitas bermakna yang menggantikan pekerjaan mereka.
6. Tahap reintegratif (reintegrative stage) [akhir masa dewasa]. Orang dewasa lebih tua, yang mungkin telah mundur dari beberapa keterlibatan social dan yang mungkin fungsi kognitifnya sudah terbatasi oleh perubahan biologis, adalah mereka yang lebih selektif terhadap tugas yang ingin mereka lakukan.
7. Tahap penciptaan warisan (legacy-creating stage) [usia tua]. Mendekati akhir hidup, ketika reintegrasi telah selesai (atau ketika sedang berlangsung), orang yang lebih tua mungkin menciptakan instruksi pewarisan kepemilikian berharga, membuat pengaturan pemakaman, memberikan cerita lisan, atau menulis cerita hidup mereka sebagai warisan kepada orang yang mereka cintai.

Stenberg: Wawasan dan Know-How
Elemen eksperimental: Aspek kecerdasan berwawasan dan krativ.
Elemen Kontekstual: Aspek praktis dari kecerdasan
Elemen Komponensial: Aspek analitis kecerdasan.

Read More

Thursday, October 27, 2011

A PRAYER


I live alone, dear Lord,
Stay by my side,
In all my daily needs
By thou my guide.
Grant me good health,
For that indeed, I pray,
To carry on my work
From day to day.
Keep pure my mind,
My thoughts, my every deed,
Let me be kind, unselfish
In my neighbors's need.
Spare me from fire, from flood,
Malicious tongues,
from thieves, from fear,
And evil ones.
If sickness or an accident befall.
Then humbly, Lord, I pray,
Hear thou my call.
And when i'm feeling low,
or in despair,
Lift up my heart
And help me in my prayer.
I live alone, dear God,
Yet have no fear,
Because I feel Your presence
Ever near.
AMEN

Read More

Saturday, October 15, 2011

Me


Read More

Tuesday, March 13, 2012

Pola Asuh


Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Akan tetapi banyak orang tua tidak menyadari bahwa cara mereka mengasuh terkadang membuat anak merasa tidak diperhatikan dan terlalu dibatasi. Berikut ini beberapa jenis polah asuh orangtua.
Menurut J.B watson berpendapat bahwa para orangtua terlalu menggunakan kasih sayang dalam kewenangan mereka.
Pandangan yang paling dikenal adalah pandangan Diana Baumrind, yang meyakini bahwa orangtua seharusnya tidak bersifat menghukum maupun menjauhi anak, tetapi seharusnya membuat peraturan dan menyayangi mereka.Dia menekankan tiga jenis cara menjadi orangtua, yang berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku sosial remaja: autoritarian, autoritatif, dan permisif.

a. Pengasuhan autoritarian (autoritarian parenting)
gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orangtua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat aautoritarian membuat batsan dan kendali yang tegasterhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pengasuhan autoritarian berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap. Sebagai contoh, seorang orang tua autoritarian biasa berkata, "Kamu harus melakukan apa yang saya katakan. Tidak ada tawar-menawar!" Remaja yang orang tuanya otoriter seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai suatu kegiatan, dan memilki kemampuan komunikasi yang sangat rendah.

b. Pengasuhan autoritatif/demokratis (authoritative parenting)
mendorong remaja untuk bebas tetapitetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat mebesarkan hati remaja. Pengasuhan authoritatif berkaitan dengan perilaku sosail remaja yang kompeten.Seorang ayah yang bersifat otoritatif, contohnya, bisa merangkul si remaja dengan nyaman dan berkata, "Kamu tahu, kamu seharusnya tidak melakukan hal itu. Mari kita bicarakan bagaimana kamu bisa mengatasi situasi tersebut dengan lebih baik di masa depan." Remaja yang orang tuany bersifat autoritatif akan sadar diri dan bertanggung jawab secara sosial.

c. Gaya pengasuhan permisif
Ada dua macam pengasuhan permisif: permisif memanjakan dan permisif tidak peduli (Maccoby & Martin, 1983).
- Gaya pengasuhan permisif tidak peduli (permissive indiffert parenting) adalah suatu pola dimana orang tua tidak ikut campr dalam kehidupan anak. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, terutama kurang pengendalian diri. Orang tuan yang bersifat permisif tidak peduli dengan pertanyaan, "Sekarang sudah jam 10 malam. Apakah anda tahu dimana anak anda berada?" Remaja sangat membutuhkan perhatian orang tua mereka; remaja yang orang tuanya bersifat permisif biasanya tidak peduli secara sosial. Mereka menunjukkan pengendalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik.
- Gaya pengasuhan permisif memanjakan (permissive indulgent parenting) adalah suatu pola dimana orang tua sangat terlibat dengan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pengasuhan permisif memanjakan berkaitan dengan ketidak cakapan sosial remaja, terutam kurangnya berkaitan diri. Orang tua yang bersifat permisif memanjakan dan mengijinkan anak melakukan aa yang mereka inginkan, dan akibatnya adalah si anak tidak pernah belajar bagaimana mengendalikan perilaku mereka sendiri, dan selalu berharap mereka bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan.

Ayooo orang tuamu masuk dalam polah asuh yang mana?????

Dikutip dari dkk. Jakarta: Erlangga, John W. 2003. Adolescene perkembangan remaja terj. Shinto B, Santrock,

Thursday, March 8, 2012

Kocak Abiss

KESEHATAN MENTAL

SEJARAH SINGKAT MENTAL HYGIENE
A. ERA PRA ILMIAH
1. Kepercayaan animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebut.
2. Kemunculan naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-367), dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam hal pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan “Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang melukai badan anda.

B. ERA MODERN
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap yang rasional (ilmiah) terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai “lunatics” (orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup (kurang sekali alat pentilasinya), dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya setelah usaha itu dilakukan (selama 13 tahun), yaitu pada tahun 1796 di rumah sakit dibangunlah ruangan khusus bagi para pasien penderita gangguan mental. Ruangan untuk pasien wanita dan pria dipisahkan. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakannya yang terorganisir.
Pada tahun 1909, gerakan mental hygiene secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi mental hygiene telah didirikan, seperti: American Social Hygiene Association (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Pada tahun 1950 organisasi mental hygiene terus bertambah yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation.
Gerakan mental hygiene ini terus berkembang, sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation for Menta Health dan The World Health Organization.

DEFENISI KESEHATAN MENTAL
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur  dimana seseorang tersebut  tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya  tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan  demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
1. Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
2. Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
3. Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.

KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari gangguan jiwa
2. Dapat menyesuaikan diri
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain

KETERKAITAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat, Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjusment secara keseluruhan, Kualitas mental yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi good adjustment

RUANG LINGKUP MENTAL HYGIENE
1. Mental Hygiene dalam Keluarga
Penerapan mental hygiene di lingkungan keluarga amatlalh penting. Apabila hubungan interpersonal antar orangtua-anak kurang harmonis, terjadinya perceraian, atau iklim psikologis di rumah pada umumnya tidak nyaman, seperti: sikap permusuhan, iri hati (cemburu), bertengkar, atau kurang memperhatikan nilai-nilai moral, maka individu (khusunya anak) akan mengalami kegagalan dalam mencapai perkembangan mentalnya secara sehat.
2. Mental Hygiene di Sekolah
Tidak kalah pentingnya menerapkan mental hygiene di lingkungan sekolah. Gagasan ini didasarkan pada asumsi, bahwa “perkembangan kesehatan mental peserta didik dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di sekolah.” Apabila iklim kurang kondusif, seperti: hubungan antar pimpinan sekolah dengan guru-guru yang mengalami stres, penerapan nilai-nilai moral rendah; dan adanya diskriminasi atau ketidakadilan, maka perkembangan kesehatan mental paserta didik akan mengalami hambatan.
3. Mental Hygiene di Tempat Kerja
Lingkungan kerja memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia (pejabat, pimpinan, pegawai atau karyawan). Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan bisnis/ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan hidup dan harga diri, tetapi juga dapat menjadi sumber stres yang memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang berada dan berinteraksi di tempat itu.
4. Mental Hygiene dalam Kehidupan Politik
Dalam dunia politik penerapan mental hygiene ini sangatlah penting. Tidak sedikit orang yang bergelut dalam bidang politik (politisi, baik eksekutif maupun legislatif) yang mengidap gangguan mental, seperti: pemalsuan ijazah, money politic, korupsi, berkhianat kepada rakyat (ingkar janji), dan stres yang memunculkan perilaku agresif (menyerang lawan politik, baik secara verbal maupun nonverbal, atau karena gagal menjadi calon legislatif, dia merusak atribut partai).
5. Mental Hygiene di Bidang Hukum
Seorang hakim perlu memiliki pengetahuan tentang mental hygiene, agar dapat mendeteksi tingkat kesehatan mental terdakwa atau para saksi apda saat proses pengadilan berlangsung. Pemahaman hakim tentang kesehatan mental terdakwa sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hakim.
6. Mental Hygiene dalam Kehidupan Beragama
Sebenarnya pendekatan agama dalam penyembuhan gangguan psikologis merupakan bentuk yang paling tu. Telah beberapa abad lamanya, para nabi atau para penyebar agama melakukan therapeutik terutama dalam menyembuhkan penyakit-penyakit rohaniah umatnya.

PRINSIP-PRINSIP MENTAL HYGIENE
Prinsip-prinsip mental hygiene didasarkan pada beberapa kategori yaitu:
1. hakikat manusia sebagai organisme,
2. hubungan manusia dengan lingkungan, dan
3. hubungan manusia dengan Tuhan.

FUNGSI MENTAL HYGIENE
Menurut Schneiders (1964: 510-511) mental hygiene mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai berikut.
1. Preventif (pencegahan)
Fungsi ini menerapkan prinsip-prinsip yang menjamin mental yang sehat, seperti halnya physical hygiene memelihara fisik yang sehat. Istirahat yang memadai merupakan cara untuk memelihara fisik yang sehat, sementara pemuasan kebutuhan psikologis (seperti memperoleh kasih sayang dan rasa aman) merupakan prinsip yang mendasar dalam memelihara mental yang sehat.
2. Amelioratif (perbaikan)
Amelioratif merupakan upaya memperbaiki kepribadian dan meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, sehingga gejala-gejala tingkah laku dan mekanisme pertahanan diri dapat dikendalikan.
3. Suportif (pengembangan)
Fungsi ini merupakan upaya untuk mengembangkan mental yang sehat atau kepribadian, sehingga seseorang mampu menghndari kesulitan-kesulitan psikologis yang mungkin dialaminya.

Dikutip dari http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/04/22/rangkuman-buku-mental-hygiene-syamsu-yusuf/,
http://www.psychologymania.com/2011/03/pengertian-dan-karakteristik-,

Monday, November 7, 2011

TUHAN tak pernah gagal



Waktu ngeliat video dari youtube itu,,, di benak saya cuma ada satu kalimat "Tuhan tak pernah gagal"
Ada sebuah lyrics lagu yang menurut saya cukup menyentuh dan menggambarkan video di youtube tersebut


Engkau yang lebih tahu
Cara untuk membuka jalanku
Engkau lebih mengerti
Cara untuk menolong hidupku

Ku percaya kau Tuhan yang tak pernah gagal
Menjadikan ku lebih dari pemenang
Ku percaya kau Tuhan yang tak pernah lalai
Menempati janji-janjiMu



Lyrics lagu diatas menurut saya menggambarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan rancangan Tuhan. Apapun yang telah Tuhan jadikan dalam diri kita, Tuhan tetap memberikan yang terbaik. Tak terkecuali bagi siapapun, bahkan seluruh makluk ciptaan-NYA. 

Tuesday, November 1, 2011

Prespektif Terhadap Kognisi Orang Dewasa


Jan Sinnott (1984-1998), salah seorang periset terkenal, mengemukakakn beberapa criteria pemikiran postformal. Diantaranya:
Fleksibel (shifting gears). Kemajuan untuk maju atau mundur antara pemikiran abstrak dan    pertimbangan praktis dan nyata (“Di atas kertas hal ini mungkin berjalan, tapi tidak di dunia nyata)
Multikausalitas, multisolusi. Menyadari bahwa berbagai masalah memiliki lebih dari satu penyebab dan lebih dari satu solusi, dan sebagian solusi berkecendrungan lebih besar untuk berhasil dibandingkan yang lain. (“mari kita coba dengan caramu; kalau tidak berhasil, kita bisa coba dengan cara saya)
Pragmatisme. Kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa kemungkinan solusi dan menyadari criteria pemiliha tersebut (“jika anda menginginkan solusi yang paling praktis, lakukam ini; jika anda menginginkan solusi paling cepat, lakukan itu”).
Kesadaran akan Paradoks. Menyadari masalah atau solusi mengandung konflik inheren (“melakukan hal ini akan memberikan apa yang diinginkan, tapi akhirnya hanya membuat bersedih.”)

Scahaie: Model Rentang kehidupan kognitif
1. Tahap Pencarian (Acquisitive stage). [Masa kanak-kanak dan remaja]. Anak-anak dan remaja menguasai informasi untuk kepentingan mereka sendiri atau sebagai persiapan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
2. Tahap Pencapain (Achieving stage). [masa remaja akhir atau awal dua puluhan sampai awal tiga puluhan]. Para pemuda tersebut tidak lagi mendapatkan informasi untuk diri mereka sendiri; mereka menggunakan apa yang mereka ketahui untuk mengejar target, seperti karier dan keluarga.
3. Tahap pertanggungjawaban (Responsible stage) [akhir tigapuluhan sampai awal enampuluhan]. Orang-orang setengah baya menggunakan pikiran mereka untuk memecahkan masalah praktis yang berkaitan dengan bertanggungjawab terhadap orang lain, seperti anggota keluarga.
4. Tahap eksekutif (excecutive stage) [tiga puluhan atau empat puluhan sampai usia pertengahan]. Orang-orang yang berbeda pada tahap eksekutif, yang mungkin tumpah tindih dengan tahap pencapaian dan pertanggungjawaban, bertanggung jawab terhadap system social (sepertipemerintahan atau organisasi bisnis) atau gerakan social. Mereka berhadapan dengan relasi kompleks di berbagai level.
5. Tahap reorganisasi (reorganizational stage) [akhir usia pertengahan, mulai diakhir maa dewasa]. Orang-orang yang memasuki masa pension mereorganisir hidup dan energy intelektual mereka seputar aktivitas bermakna yang menggantikan pekerjaan mereka.
6. Tahap reintegratif (reintegrative stage) [akhir masa dewasa]. Orang dewasa lebih tua, yang mungkin telah mundur dari beberapa keterlibatan social dan yang mungkin fungsi kognitifnya sudah terbatasi oleh perubahan biologis, adalah mereka yang lebih selektif terhadap tugas yang ingin mereka lakukan.
7. Tahap penciptaan warisan (legacy-creating stage) [usia tua]. Mendekati akhir hidup, ketika reintegrasi telah selesai (atau ketika sedang berlangsung), orang yang lebih tua mungkin menciptakan instruksi pewarisan kepemilikian berharga, membuat pengaturan pemakaman, memberikan cerita lisan, atau menulis cerita hidup mereka sebagai warisan kepada orang yang mereka cintai.

Stenberg: Wawasan dan Know-How
Elemen eksperimental: Aspek kecerdasan berwawasan dan krativ.
Elemen Kontekstual: Aspek praktis dari kecerdasan
Elemen Komponensial: Aspek analitis kecerdasan.

Thursday, October 27, 2011

A PRAYER


I live alone, dear Lord,
Stay by my side,
In all my daily needs
By thou my guide.
Grant me good health,
For that indeed, I pray,
To carry on my work
From day to day.
Keep pure my mind,
My thoughts, my every deed,
Let me be kind, unselfish
In my neighbors's need.
Spare me from fire, from flood,
Malicious tongues,
from thieves, from fear,
And evil ones.
If sickness or an accident befall.
Then humbly, Lord, I pray,
Hear thou my call.
And when i'm feeling low,
or in despair,
Lift up my heart
And help me in my prayer.
I live alone, dear God,
Yet have no fear,
Because I feel Your presence
Ever near.
AMEN

Popular Posts

Blogroll

Happy Apple

Blogger news

Search This Blog

Powered by Blogger.

© gp GETRUDE blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena